Sejarah

BINANGA KARAENG

Sejarah

Desa Binanga Karaeng adalah salah satu dari empat belas desa dan dua kelurahan yang berada di Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang. Desa ini terletak di dataran rendah dan daerah pesisir sehingga memiliki sumber daya alam yang beragam, termasuk pertanian, perkebunan, dan kelautan. Luas desa ini sekitar 10,3 km² Dimana sebelah timurnya berbatasan langsung dengan desa Sabbangparu,sebelah utaranya berbatasan dengan desa Pangaparan,sebelah baratnya berbatasan langsung dengan desa paku dan sebelah selatannya berbatasan dengan selat makassar.


Sejarah desa ini mencerminkan perkembangan dan perubahan yang dialami dari waktu ke waktu, baik dari segi administratif maupun kepemimpinan.Sejarah desa ini bermula pada tahun 1940an dimana Binanga Kareang yang kita kenal sekarang dulunya masih berstatus distrik dibawah kepemimpinan KILA pada saat itu,tak lama kemudian desa ini berubah nama menjadi desa Galang-Galang dibawah pimpinan PUANG ALISYAH kemudian digantikan oleh PUANG ACO.


Salah satu tokoh masyarakat bernama H.BADARONG(104) menceritakan, awal mula dikatakan binanga karaeng karena pada saat itu sebuah kapal dagang  yang berlayar  dari perairan makassar berjumpa dengan salah satu kapal warga setempat, kemudian pedagang tersebut bertanya pada warga,ada apa didepan?”BINANGA KARAENG”jawab warga tersebut,Dimana kata binanga berarti Sungai dan karaeng berarti RAJA/TUAN . Hanya saja karaeng yang dimaksud cuma merupakan kata penghormatan pada orang itu karena pada dasarnya orang itu cuma pedagang garam yang ingin memasarkan dagangannya,bukan seorang karaeng ataupun raja.


Desa binanga karaeng sendiri memiliki dua dusun,yakni dusung salopi dan dusun pajalele,diceritakan awal mula dikatakan salopi karena pada saat itu sebuah kapal (satu lopi) yang mayoritas diisi orang silopo datang ketempat ini dengan tujuan menetap dan mencari kehidupan diwilayah tersebut.setelah peristiwa ini kemudian disusul oleh orang mandar yang ikut memasuki tempat tersebut dengan modal pertukangan sebagai keahlian yang mereka miliki saat itu.


Sedangkan dusun pajalele berasal dari kata paja (berhenti) lele (kesana kemari),apabila disambung  akan bermakna tidak ada kemana mana lagi yang berarti apabila seorang pendatang yang mampir kesini akan susah untuk meninggalkan pajalele dikarenakan kekayaan alam yang dimiliki pajalele baik itu dari segi aspek laut,sawah,kebun dan gunungnya  sangatmencukupi sehingga jika orang tersebut mau berusaha maka mereka akan mendapatkan kehidupan dipajalele dan mereka tidak akan keluar kemana-mana lagi (paja ni lele),maka dari itu pajalele memiliki filosofi mangkanggulu ribulu’e , massulappe rigalunnge, mattoddang ritasi’e .  


Perubahan signifikan terjadi pada tahun 1977 ketika Desa Galang-Galang resmi berganti nama menjadi Desa Binanga Karaeng. Pada periode ini, A. Pawallangi terpilih sebagai kepala desa pertama melalui pemilihan langsung oleh masyarakat,memimpin hingga tahun 1993. Pada tahun yang sama, pemilihan kepala desa kembali diadakan, dan A. Syahrulsyah Cambo terpilih sebagai kepala desa, menjabat hingga tahun 2006 setelah terpilih kembali pada pemilihan tahun 2001.


Pada periode 2001 hingga 2006, A. Syabrulsyah Cambo terpilih sebagai Kepala Desa, menandai dimulainya tradisi pemilihan langsung di desa ini. Kepemimpinan kemudian berpindah ke Astar, S.Ag, yang pertama kali terpilih pada tahun 2007 dan memimpin hingga tahun 2013. Dalam pemilihan tersebut, Astar, S.Ag, kembali memperoleh kepercayaan dari masyarakat untuk memimpin selama periode 2013-2018.


Pada tahun 2019, Desa Binanga Karaeng sekali lagi mengadakan pemilihan langsung untuk memilih Kepala Desa. Dalam pemilihan ini, Ahmad terpilih sebagai pemimpin desa yang terbaru dan masih menjabat hingga saat ini. Pergantian kepemimpinan yang demokratis ini mencerminkan keterlibatan aktif masyarakat dalam menentukan arah kepemimpinan desa, menjaga stabilitas, dan melanjutkan tradisi demokrasi di tingkat lokal.

Layer 1